Sponsor

Kamis, 07 April 2011

Si Kecil Mengidap Asma

Bila mendengar kata asma, maka kita semua akan teringat pada seseorang dengan napas tersengal-sengal kemudian berbunyi ‘ngik-ngik’. Belum lagi suka disertai batuk hebat dan sulit bernapas. Orangtua mana yang tak panik jika melihat kondisi tersebut. Belum lagi serangkaian pikiran jelek, di mana asma tak dapat disembuhkan mulai bergerilya. Kontan, orangtua langsung merasa ciut nyalinya.


Tapi sebenarnya, apa sih asma itu? Asma merupakan penyakit yang didasari reaksi alergi, yang termasuk dalam penyakit keturunan. Otomatis, ini diturunkan baik dari orangtua langsung maupun keturunan di atasnya, misal kakek atau neneknya. Meski asma bukan masuk kategori penyakit infeksi tapi ia bisa menyebabkan kematian. Ini dikarenakan penyempitan pada saluran napas, sehingga menimbulkan sesak napas.
Asma ditandai reaksi berlebihan (hiperreaktivitas dan hipersensitivitas bronkhial) serta adanya reaksi peradangan (inflamasi) saluran napas. Dengan adanya reaksi berlebihan ini, maka pada anak yang asma saat mengalami infeksi saluran napas seperti batuk, reaksinya akan berlebihan. Saluran napas menyempit, ditambah adanya dahak kental, sehingga anak tersebut akan mengalami kesulitan bernapas. Berbeda pada anak yang tidak asma, walaupun batuk namun saluran napasnya tidak menyempit.
Sebetulnya ada tiga reaksi pada peradangan yang menimbulkan sesak napas, yaitu saluran napas mengkerut serta menyempit, saluran lendir di dalamnya membengkak, dan mengeluarkan banyak lendir. Ketiga reaksi inilah yang membuat saluran napas menjadi sempit dan terasa sesak.
Umumnya, penyakit asma pada anak ditemui banyak ditemui di usia delapan hingga sembilan tahun. Munculnya pun berbeda-beda di setiap anak. Ada yang berlangsung secara episodik atau berulang, bisa hilang kemudian timbul lagi, atau ada juga berlangsung terus-menerus alias kronis.
Bukan cuma itu. Ketika suara sengau adalah yang paling dihubungkan dengan asma, tidak semua anak dengan asma bersuara sengau. Atau, anak Anda dapat hanya memiliki satu gejala, seperti batuk tidak hilang atau penyumbatan di dada, tapi bisa juga diikuti gejala lain pada anak lain. Jadi tidak semua anak memiliki kondisi sama.
Gejala penyakit asma ini biasanya ditandai adanya bunyi khas yang disebut mengi. Anak terlihat bernapas lebih cepat disertai tarikan dinding dada. Asma juga didahului faktor pencetus seperti batuk, udara dingin, kelelahan, gangguan emosional, alergen seperti debu, bulu hewan, atau pun serbuk sari. Asap atau polusi lingkukan pun dapat mencetuskan penyakit asma pada anak.
Oleh karena itu, anak yang mengalami asma harus menghindari faktor pencetus tersebut agar asma tidak kambuh. Contohnya, pada saat musim hujan seperti ini, maka anak yang asma harus memakai selimut tebal ketika tidur, menghindari pemakaian pendingin ruangan (AC), dan mandi tidak terlalu pagi dan malam.

1 komentar:

  1. Insulated Panel Systems have been supplied to various projects around the globe for over 30 years. With its Timber Free, CFC Free, Ozone Safe materials, the systems are able to help the users to save energy, time as well as money. In Indonesia, Bondor™ Insulated Panel Systems has been installed at more than 1,200 projects since 1995. To make sure that the product meet the International standards, PT. Bondor Indonesia has received ISO 9001 for Quality Management System in 2005

    sandwich panel
    insulated panel
    cold storage
    room storage

    BalasHapus